Sabtu, 29 Januari 2011
PENDAHULUAN Penggergajian adalah suatu unit kegiatan yang merubah log menjadi kayu penggergajian dengan menggunakan alat utama gergaji. Perbedaannya dengan penggergajian kayu adalah alat yang digunakan. Gergaji adalah alat membelah dan memotong kayu yang terbuat dari logam atau campuran logam yang bentuknya pipih dan mempunyai gigi banyak. Peran industri penggergajian dalam pemanfaatan kayu adalah melakukan proses pengolahan kayu untuk pertama kali yakni yang pertama merubah kayu dalam bentuk log menjadi kayu gergajian yang berupa balok, papan dan sortimen lain untuk selanjutnya diolah pada industri sekunder, dapat memproses log yang bermutu rendah meskipun hasilnya tidak banyak, bisa juga kualitasnya baik. Dengan cara membuang bagian-bagian yang sehat dan hasilnya bisa saja berkualitas baik. Untuk kayu yang bernilai jual tinggi, kayu gergajian dari log kualitas rendah masih bisa menutupi biaya produksi. Log mutu rendah memiliki cirri bentuknya tidak silindris, cacat, growing, atau volumenya tidak besar. Industri penggergajian mengolah log menjadi kayu-kayu geragajian untuk pengolahan berikutnya. Mempunyai nilai strategis untuk industri-industri selanjutnya sehingga disebut primary conversion. Industri penggergajian merupakan proses pertama dalam urutan proses pengolahan kayu. Dapat dikatakan sebagai industri kayu yang berintegrasi dengan industri lainnya (integrated wood industry). Perusahaan dapat mendirikan perusahaan lain yang memanfaatkan kayu seefisien mungkin, dengan integrated wood industry biaya produksi, pasar, dan biaya-biaya lainnya dapat diminimumkan Layout adalah sistem pengaturan letak atau posisi mesin atau alat produksi dalam pabrik sesuai fngsi atau peranan masing-masing. Tujuan umumnya yaitu agar produksi berjalan lancar secara efektif dan efisien. Sedangkan tujuan lain dari layout ialah: 1. Keselamatan dan kegairahan pekerja meningkat 2. Memudahkanpengawasan/control 3. Memudahkan perawatan/maintenance mesin 4. Fleksibilitas (penambahan dan perluasan), untuk alat produksi pada masa yang akan datang 5. Menghilangkan pekerjaan yang melelahkan 6. Menyederhanakan gerak anggota badan 7. Pemakaian alat terintegrasi (dalam satu kesatuan yang berurutan). Ruang lingkup tata letak mesin meliputi : 1. Letak mesin, harus berdasarkan aliran proses produksi 2. Jarak antar mesin, diusahakan jarak antar mesin tidak terlalu jauhatau terlalu dekat. Jika terlalu jauh pekerja akan banyak bergerak, dan jika terlalu dekat sulit dalam perawatan dan operasional mesin 3. Urutan proses produksi 4. Secara horizontal dan vertikal, layout bisa vertikal (2 tingkat atau lebih) atau horizontal (1 tingkat). Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain : 1. Kondisi dan luas pabrik 2. Tipe, ukuran, kapasitas, dan jumlah mesin 3. Fungsi mesin 4. Kuantitas dan kualitas mesin 5. Jenis sumber tenaga 6. Kemungkinan perluasan dan penambahan mesin (harus direncanakan) PENGGERGAJIAN, LAYOUT DAN MESIN GERGAJI Pengamatan ini dilakukan di UD. SEDERHANA yang beralamat di Jln. Bromo Ujung No.1c yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Agustus 2010. Perusahaan tersebut termasuk perusahaan kecil dengan jumlah karyawan tetap 6 orang.Perusahaan tersebut milik pak Doni Indra ST yang didirikan sejak tahun 1986. Keuntungan yang didapat dalam satu bulan berkisar Rp.30.000.000 dengan gaji karyawan sebesar Rp.30.000/hari. Bahan baku dari perusahaan ini berasal dari Pekan Baru berupa kayu Meranti, Damar, Jelutung, Merbau, Tampu Licin sedangkan yang berasal dari lokal adalah kayu Kemiri dan Mangga. Kayu yang paling banyak terjual adalah kayu Damar dan Merbau. Kayu yang paling mahal adalah kayu Merbau dengan harga Rp.10.000.000/m3. Kayu yang berasal dari UD.SEDERHANA dipasarkan kedaerah sekitar Medan, Aceh, Deli Serdang dan Binjai. Adapun mesin-mesin yang ada pada perusahaan itu berasal dari Indonesia, Italia, dan Cina. Layout dari perusahaan tersebut kurang baik dimana letak antara mesin yang satu dengan mesin yang lainnya terlalu jauh dan urutan proses pengelolahan kayu tidak beraturan. Keamanan dari perusahaan tersebut kurang memadai karena tidak adanya Satpam. Mesin dan sarana pendukung yang ada di UD.SEDERHANA adalah sebagai berikut. 1. Tahap Pertama o Pembelahan log menjadi cant o Log deck, lapangan untuk menampung log-log untuk digergaji o Headsaw I, gergaji utama membelah log menjadi cant o Headsaw II, membelah papan tebal menjadi lebih tipis o Rel/ carriage, menempatkan log yang akan digergaji pada headsaw, biasanya bertumpu pada rel o Roller, memindahkan kayu atau sabetan dari headsaw ke mesin berikutnya Tapi pada peusahaan tersebut pengelolahan kayu pada tahap pertama tidak ada dan pengelolahan kayu tahap pertama ini dilakukan di Pekan Baru dan kemudian hasil dari proses tersebut diambil oleh perusahaan UD. SEDERHANA. 2. Tahap Kedua o Resaw o Edger o Trimmer o Rel/ carriage 3. Tahap ketiga Gergaji pengolah kayu sisa (waste) 4. Timber deck dan tempat pengujian menampung atau menempatkan kayu gergajian, yang biasanya ada tempat pengujian kualitas kayu. Penguji kualitas kayu disebut grader. 5. Sumber tenaga 6. Bengkel 7. Gudang sparepart 8. Kantor atau ruang administrasi Cara pengelompokkan mesin ada 2 cara yaitu berdasarkan produk dan berdasarkan proses. Berdasarkan produk, yaitu mengelompokkan mesin produksi dengan fungsi yang sama, misalnya hasil produk berupa balok dihasilkan oleh satu mesin. Sedangkan berdasarkan proses yaitu mengelompokkan mesin dilihat dari mesin dengan fungsi yang sama, misalnya mesin yang berguna untuk mengamplas dikelompokkan pada satu tempat. Beberapa alat yang digunakan dalam UD. SDERHANA antara lain yaitu : 1. Sander (Wadkin Durham BGY 911215), berfungsi untuk menghaluskan dan membuat ketebalan kayu lebih teliti. Adapun bagiannya terdiri dari tempat amplas, focus kelurusan, skala keketatan amplas, roda, pembuka tutup mesin, amplas, tune on off, penahan mesin, dan letak mesin. Gambar 1. Mesin Fres ( Sander) 2. Planner (Startrite SDX 310),berfungsi untuk menyamakan ketebalan kayu, menghaluskandan meratakan permukaan kayu, adapun bagiannya terdiri dari bilah gergaji, penghenti pisau, skala pembuangan serbuk, pengatur tempat pembuangan serbuk, tune on off, tempat pembuangan serbuk, pengaman mata pisau da meja potong. 3. Circlesaw (De Walt Tipe 10”250 MM BLADE), berfungsi untuk memotong kayu gergajian. Bagiannya terdiri dari skala putaran, pengguna mesin, pengatur tinggi mesin, putaran derajat, stop kontak, kabel mesin, pegangan, setelan bilah, pembuangan sisa serbuk, bilah, meja, dan penahan mesin. Gambar 2. Mesin Pemotong 4. Circular saw (Wadkin Bursgreen BRA 350), berfungsi untuk memotong kayu gergajian. 5. Band Saw (Startrite 352), berfungsi untuk membelah kayu gergajian dan membentuk kayu siku. 6. Cutting Band Saw (Sheng Tsai KL W 5693), berfungsi untukmembelah kayu gergajian. 7. Mesin bor digunakan untuk membuat lobang 8. Mesin selendang berfungsi untuk membengkokkan kayu. Adapun gambaran layout dari perusahaan UD.SEDERHANA adalah : Keterangan Gambar : 1. Mesin Potong 2. Mesin Siku 3. Mesin Asah Mata 4. Mesin Ketam/Fresh 5. Mesin Belah 6. Mesin Belah 7. Mesin Sponeng Profil 8. Mesin Potong 9. Mesin Selendang 10. Mesin Bor 11. Mesin Siku 12. Mesin Pensalam 13. Mesin Alur 14. Mesin Selendang 15. Mesin Fresh 16. Mesin Tarik Kotak 17. Mesin Siku 18. Mesin Alur 19. Mesin Profil KESIMPULAN 1. Perusahaan UD. SEDERHANA merupakan perusaan kecil 2. Pengelolahan kayu pada perusahaan ini dimulai dari tahap kedua sedangkan tahap pertama berada di Pekan Baru. 3. Keuntungan dari perusahaan ini berkisar Rp.30.000.000/bulan. 4. Jenis kayu yang ada di perusahaan tersebut adalah kayu Merbau, Damar,Meranti, dan Jelutung sedangkan dari lokal adalah kayu Kemiri dan Mangga. 5. Pasar dari perusahaan tersebut adalah Sekitar kota Medan, Binjai,Aceh dan Serdang Bedagai. 6. Mesin yang terdapat pada perusahaan ini sebanyak 1 buah 7. Mesin yang ada pada perusahaan ini bersal dari Indonesia, Cina, Dan Italia. 8. Layout dari perusahaan tesebut kurang baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim.1989. Standart Pengujian dan Analisis saringan Agregat Halus dan Kasar (SNI-M-08-1989-F) Bandung. Yayasan Lembaga Pendidikan Masalah Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum. Jurnal Penelitian Permukiman I. Vol XII.No 1-2. Arianto, A. 2005. Pemanfaatan Limbah Peleburan Besi Untuk Pembuatan Paving Block . Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Penggeragajian Kayu (Edisi Revisi IV) . Yogyakarta : Rineka Cipta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar